Tuesday, January 24, 2017

CURHAT : dia yang mengembalikanku kepada DIA




Aku nga tahu apa yang akan terjadi hari ini...

Aku nga tahu apa yang akan terjadi esok hari...

Aku nga tahu seberapa penting arti kehadiranmu di dalam hidup seseorang...

Tapi sekarang aku tahu DIA telah memanggilku kembali supaya aku mengandalkanNYA, dan bersamanya aku tidak akan pernah kecewa...

--- ooo ---

Mujizat itu ada...
Mujizat itu sungguh terjadi di dalam hidupku...

2016
Saat Tuhan bilang itu harus terjadi... maka terjadilah sesuai dengan kehendakNya...

Seorang teman pernah bertanya apa yang aku rasakan saat hidup tiba-tiba berubah 180°...

- Jungkir balik -


--- ooo ---

dia yang mengembalikanku kepada DIA



Kalau ditanya apa yang paling aku takutkan saat ini ? 
Jawabannya adalah TEGURAN TUHAN

Teguran Tuhan begitu menyakitkan... begitu keras dalam hidupku...

Kalau teringat kesalahan terbesar dalam hidupku adalah MENINGGALKAN TUHAN YESUS, menomor sekiankan Tuhan dalam hidupku

--- ooo ---

Ada suatu hari Tuhan mempertemukanku dengan seseorang yang baik hati... yang menghiburku disaat aku kehilangan mama... selalu ada buatku... dan kemudian dia menjadi segalanya buatku...

dia satu-satunya manusia yang bisa mengalahkan keberadaan Tuhan Yesus dalam hidupku...

 Sekitar 5 tahun kami berpacaran sampai akhirnya kami menikah...
Berjanji di depan altar untuk SETIA SELAMANYA DALAM SUKA DAN DUKA... SAMPAI MAUT MEMISAHKAN...

dia segalanya... 
dia nomor 1... 
untuk dia aku bisa melakukan hal-hal paling bodoh sekalipun... 
untuk dia aku rela berkorban... 
Menutupi segalanya...
atas nama cinta...


kebetulan kami berbeda agama walaupun hanya beda tipis... 
Walaupun begitu bisa dibilang kami sama-sama keras...
Akhirnya aku meninggalkan Tuhan yang sudah begitu baik...
Meninggalkan Gereja...
Begitu juga dia...

Hari demi hari...
Yang aku tau prioritas utama dalam hidupku yah dia...
Tidak ada keluarga... karena aku memang tidak terlalu dekat... 
dia seperti dewa...
Bersamanya... ada banyak pertengkaran...
Tapi kami kembali berbaikan... berpelukan...
Kami adalah pasangan paling romantis... pasangan paling harmonis...
Pasangan yang membuat orang iri saat melihatnya...
Bahagia rasanya saat mendengar dia berkata I Love U...


Lagi - lagi...
Dia adalah sandaran hidupku yang sangat ingin disayang...


Kami bertahan...
Bertahan...
Bertahan...
Dalam banyak pertengkaran...
Buat aku dia tetap dewa...
Setiap masalah kami selesaikan sendiri...
Tidak masalah berkorban uang... asal kami bisa bahagia...
Yang terlupakan adalah kami tidak mencari Tuhan...
Sibuk mengandalkan kekuatan sendiri...


Di tengah kekurangan...
Ditengah rongga di hati yang semakin lebar...
Yang Me tahu adalah sepanjang hidupku akan aku habiskan bersamanya...
Setia... setia... setia...
Bertahan... bertahan... bertahan...


TERSENYUM

Rasanya tidak ada yang tidak bisa aku hadapi bersamanya...
-
Aku lelah hidup bersamamu dengan segenap masalah yang ada
-
Sabar... dia lelaki yang kamu pilih untuk menghabiskan sisa hidupmu


MELANGKAH

Rasanya tidak ada yang mustahil jika kami berusaha keras bersama...
-
Aku lelah berusaha keras bersamamu... aku lelah memikirkan banyak hal...
-
Sabar... dia juga sedang berusaha memperbaiki hidupnya... membahagiakanmu... dia pilihanmu


PERCAYA

Rasanya kalau ada 1 orang di dunia ini yang harus aku percayai... itu dia...
-
Setelah semua yang terjadi... bagaimana caranya aku mempercayaimu lagi...
-
Sabar... cobalah... cobalah selalu untuk mempercayainya walau itu sulit... sekali lagi dia pilihanmu


Dimana TUHAN saat bersamanya ?
Disaat hati... Pikiran... hanya terisi oleh dirinya...


Yang ditunggu...

Akhirnya anak kami lahir...
Kami sepakat untuk memberinya nama Evangelia...
Sang pembawa kabar baik...
Anak kami begitu lucu dan selalu tersenyum...
Aku tidak pernah ingin kehilangan senyuman itu...
Dia menjadi segalanya buatku...

Anakku si no 1...
dia si no 2...
Kerja keras si no 3...

Mungkin saat itu Tuhan kembali bertanya, DIMANA AKU DIHATIMU ?

Sempat kami rajin ke Rumah Tuhan
Aku menangis... ada damai sejahtera disitu... tapi itupun tidak berlangsung lama...


TUHAN KEMBALI MENEGUR
Hai... dimana AKU dihatimu ?

Kuabaikan...

Dia si no 1...
Anakku si no 2...
Kerja...kerja... si no 3...

Aku menangis saat mengingat anakku yang tidak tinggal denganku... tapi ada dia di hidupku... aku sedikit terhibur...

Hidup kami begitu datar...
Samar terlihat bahagia...
Samar terlihat sisi yang terluka...

Hukumanku mengabaikan Tuhan pun kurasakan saat berkat tidak diturunkan atas dirinya...

Aku marah...
Aku berseru pada Tuhan...
Tuhan apa ini... kebutuhan kami banyak sekali... semua ini tidak cukup Tuhan... 

Kemarahan itupun aku lampiaskan ke atasannya...
Aku begitu membelanya... 
Saat itu apapun yang terjadi dibalik semuanya... dimataku dia berhak...

Saat aku marah... 
dia si no 1...
dia yang harus aku bela...

Mungkin saat itu Tuhan berkata...
Kamu gila... kamu marah pada SAYA, padahal dimana SAYA selama ini di hatimu ???

Abaikan...

Hari demi hari berlalu... 
Aku lelah...
Mungkin dia juga lelah...
Lelah... lelah... mengisi setiap hari...


Dari luar kami terlihat saling mencintai...
Tapi...
Mungkin kalau kami bisa jujur...
Kami akan mempertanyakan apa itu cinta ?
Buatku... aku hanya ingin bahagia...
Mungkin...
Buat dia... dia hanya ingin bebas...


Buatku... aku merasa lelah...
Mungkin dia juga merasa lelah...

Buatku...
Yang tersisa yang masih kupertahankan...
Kesetiaan dan kejujuran...

Buat dia...
Entahlah... dimataku...
Kebohongan... kebohongan mulai terangakai...
Kesetiaan ??? 
Hanya dia dan Tuhan yang tahu...


Saat itu mungkin TUHAN masih bertanya... 
Hai anakKu... masih tidak adakah AKU dihatimu ?

Abaikan

Akhirnya tiba juga hari itu...
Aku sudah tidak tahan lagi terhadap kebohongan - kebohongannya...
Sementara dia menilai dirinya jujur...
Hanya dia dan Tuhan yang tahu...

Kami berpisah...
Mungkin dimatanya kami sudah tidak sepenting persahabatannya...

Hari itu aku menjerit...
TUHAN... Aku paling tidak suka dibohongi...

Hari-hari berlalu...

Yang aku dengar tentangnya bukan lagi hal-hal baik...
Yang kutemukan bukan lagi kesetiaan...

Sekali lagi aku menjerit...
TUHAN... itukah cinta ???

Aku memilih kembali ke Rumah Tuhan...
Aku menangis... menangis...
Tuhan... aku sudah tidak kuat...
Tidak... aku harus kuat...
Tuhan... aku lelah...
Tidak... aku harus bertahan...

Peperangan batin yang begitu melelahkan...
Aku tahu pasti tidak ada lagi cinta berperan disitu...
Dan aku kalah...
Bahkan anakku kalah...

Ada hari dimana aku bersumpah serapah... seolah sia-sia semua pengorbananku... sia-sia aku mencintainya selama 14 tahun...

Kakiku dirumahMu... tapi hatiku penuh kebencian... entah dimana...
TUHAN... semua perkataan pendeta-pendeta itu bahkan aku tolak... seolah olah hanya aku yang paling menderita di dunia... 
Pendeta... ngomong doank... emang dia tahu apa yang aku rasakan ?
Aku bertanya - tanya setiap waktu...
Kenapa... kenapa... dia menghianati aku ???

Sekali lagi aku berteriak kepada TUHAN...
TUHAN... aku lelah... mengapa semua ini terjadi dalam hidupku ???


AKU INGIN BERPISAH DENGANNYA
Aku tidak mau lagi dibohongi...
Aku tidak bisa lagi menerima pengianatan...
Aku ingin bahagia...

Entah mengapa keluargaku tiba-tiba memperhatikanku...

Harus ke gereja... jangan tinggalin Tuhan...
Pesan itu yang selalu disampaikan...

JANGAN BERCERAI... 
TUHAN MEMBENCI PERCERAIAN...
Kamu lupa janjimu di altar pernikahan ?

Bertahan dan tetap melangkah ke Rumah Tuhan... 3 bulan lamanya...
Aku berdoa... berdoa... 
TUHAN... LEMBUTKANLAH HATIKU...

Tapi seiring waktu kabar yang aku dengar semakin tidak enak...
Aku semakin meragukan kejujurannya...

KEJUJURANMU DIUJI DISAAT TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MELIHATMU...

KESETIAAN ??? ENTAHLAH... MUNGKIN DEFINISI KESETIAAN TERLALU LUAS... DAN BERBEDA UNTUK AKU DAN DIA...

3 bulan lamanya TUHAN melembutkan hatiku... membuatku kembali tersenyum... dan satu hal yang pasti TUHAN berbicara padaku lewat pendeta di gerejaku

AKU MEMBENCI PERCERAIAN...
SEGALA YANG SUDAH DIPERSATUKAN TUHAN TIDAK BOLEH DICERAIKAN OLEH MANUSIA

Dan di saat itu aku mengambil sebuah keputusan...
dia yang sudah mengembalikanku kepadaNya...

AKU TIDAK AKAN BERCERAI DENGANNYA

Aku akan berterima kasih kepadanya...

Tuhan menegurku lewat dirinya karena aku mengabaikanNya...

Mungkin suatu hari nanti dia akan sadar...
Mungkin suatu hari nanti dia akan berubah...

TUHAN JANGAN TEGUR AKU LAGI...
Sekarang 
TUHAN no 1 buatku...
Anakku no 2 buatku...
dia no 3 buatku...


Tapi sekarang sesuatu mungkin terjadi...

Satu hal yang aku percaya adalah
AKU HARUS MENYERAHKAN SELURUH HIDUPKU DAN ANAKKU DI DALAM TANGANMU...

BUKAN KEHENDAKKU LAGI YANG TERJADI MELAINKAN KEHENDAKMU...


Tanpa kami mungkin dia bebas... bahagia... merdeka... menemukan kebahagiaan lain...

Tapi tanpa dia... yang paling menderita adalah anak kami...
Aku sungguh berharap anak kami mempunyai teladan yang baik...

Aku yakin suatu hari nanti dari mulutnya tidak akan lagi ada kebohongan... dari hatinya akan ada kesetiaan...

Walaupun saat ini akupun bertanya...
Dimanakah cinta ?
Lupakah jalan yang pernah dilalui ?
Mungkin diapun bertanya hal yang sama...

Hidup mengajarkanku... yang saling mencintai bisa membenci...

Tapi Tuhan... aku kembali memohon kepadaMu... tunjukan jalan yang terbaik... 

Biarkan kami berjalan di jalanMu... bukan jalan kami...
Biarkan kami bersandar pada kekuatanMu... 
Bukan kekuatan kami...

Seperti Kau memulihkan hatiku...
Jaga juga hati anakku... Tuhan...
Pulihkan dia juga Tuhan...

TUHAN... terima kasih telah membuka mataku... aku tahu... dalam namaMu tidak akan ada yang tersembunyi...

Tuhan... biar rencanaMu dan rancanganMu yang terjadi dalam hidup kami... 













Tuesday, January 24, 2017

CURHAT : dia yang mengembalikanku kepada DIA




Aku nga tahu apa yang akan terjadi hari ini...

Aku nga tahu apa yang akan terjadi esok hari...

Aku nga tahu seberapa penting arti kehadiranmu di dalam hidup seseorang...

Tapi sekarang aku tahu DIA telah memanggilku kembali supaya aku mengandalkanNYA, dan bersamanya aku tidak akan pernah kecewa...

--- ooo ---

Mujizat itu ada...
Mujizat itu sungguh terjadi di dalam hidupku...

2016
Saat Tuhan bilang itu harus terjadi... maka terjadilah sesuai dengan kehendakNya...

Seorang teman pernah bertanya apa yang aku rasakan saat hidup tiba-tiba berubah 180°...

- Jungkir balik -


--- ooo ---

dia yang mengembalikanku kepada DIA



Kalau ditanya apa yang paling aku takutkan saat ini ? 
Jawabannya adalah TEGURAN TUHAN

Teguran Tuhan begitu menyakitkan... begitu keras dalam hidupku...

Kalau teringat kesalahan terbesar dalam hidupku adalah MENINGGALKAN TUHAN YESUS, menomor sekiankan Tuhan dalam hidupku

--- ooo ---

Ada suatu hari Tuhan mempertemukanku dengan seseorang yang baik hati... yang menghiburku disaat aku kehilangan mama... selalu ada buatku... dan kemudian dia menjadi segalanya buatku...

dia satu-satunya manusia yang bisa mengalahkan keberadaan Tuhan Yesus dalam hidupku...

 Sekitar 5 tahun kami berpacaran sampai akhirnya kami menikah...
Berjanji di depan altar untuk SETIA SELAMANYA DALAM SUKA DAN DUKA... SAMPAI MAUT MEMISAHKAN...

dia segalanya... 
dia nomor 1... 
untuk dia aku bisa melakukan hal-hal paling bodoh sekalipun... 
untuk dia aku rela berkorban... 
Menutupi segalanya...
atas nama cinta...


kebetulan kami berbeda agama walaupun hanya beda tipis... 
Walaupun begitu bisa dibilang kami sama-sama keras...
Akhirnya aku meninggalkan Tuhan yang sudah begitu baik...
Meninggalkan Gereja...
Begitu juga dia...

Hari demi hari...
Yang aku tau prioritas utama dalam hidupku yah dia...
Tidak ada keluarga... karena aku memang tidak terlalu dekat... 
dia seperti dewa...
Bersamanya... ada banyak pertengkaran...
Tapi kami kembali berbaikan... berpelukan...
Kami adalah pasangan paling romantis... pasangan paling harmonis...
Pasangan yang membuat orang iri saat melihatnya...
Bahagia rasanya saat mendengar dia berkata I Love U...


Lagi - lagi...
Dia adalah sandaran hidupku yang sangat ingin disayang...


Kami bertahan...
Bertahan...
Bertahan...
Dalam banyak pertengkaran...
Buat aku dia tetap dewa...
Setiap masalah kami selesaikan sendiri...
Tidak masalah berkorban uang... asal kami bisa bahagia...
Yang terlupakan adalah kami tidak mencari Tuhan...
Sibuk mengandalkan kekuatan sendiri...


Di tengah kekurangan...
Ditengah rongga di hati yang semakin lebar...
Yang Me tahu adalah sepanjang hidupku akan aku habiskan bersamanya...
Setia... setia... setia...
Bertahan... bertahan... bertahan...


TERSENYUM

Rasanya tidak ada yang tidak bisa aku hadapi bersamanya...
-
Aku lelah hidup bersamamu dengan segenap masalah yang ada
-
Sabar... dia lelaki yang kamu pilih untuk menghabiskan sisa hidupmu


MELANGKAH

Rasanya tidak ada yang mustahil jika kami berusaha keras bersama...
-
Aku lelah berusaha keras bersamamu... aku lelah memikirkan banyak hal...
-
Sabar... dia juga sedang berusaha memperbaiki hidupnya... membahagiakanmu... dia pilihanmu


PERCAYA

Rasanya kalau ada 1 orang di dunia ini yang harus aku percayai... itu dia...
-
Setelah semua yang terjadi... bagaimana caranya aku mempercayaimu lagi...
-
Sabar... cobalah... cobalah selalu untuk mempercayainya walau itu sulit... sekali lagi dia pilihanmu


Dimana TUHAN saat bersamanya ?
Disaat hati... Pikiran... hanya terisi oleh dirinya...


Yang ditunggu...

Akhirnya anak kami lahir...
Kami sepakat untuk memberinya nama Evangelia...
Sang pembawa kabar baik...
Anak kami begitu lucu dan selalu tersenyum...
Aku tidak pernah ingin kehilangan senyuman itu...
Dia menjadi segalanya buatku...

Anakku si no 1...
dia si no 2...
Kerja keras si no 3...

Mungkin saat itu Tuhan kembali bertanya, DIMANA AKU DIHATIMU ?

Sempat kami rajin ke Rumah Tuhan
Aku menangis... ada damai sejahtera disitu... tapi itupun tidak berlangsung lama...


TUHAN KEMBALI MENEGUR
Hai... dimana AKU dihatimu ?

Kuabaikan...

Dia si no 1...
Anakku si no 2...
Kerja...kerja... si no 3...

Aku menangis saat mengingat anakku yang tidak tinggal denganku... tapi ada dia di hidupku... aku sedikit terhibur...

Hidup kami begitu datar...
Samar terlihat bahagia...
Samar terlihat sisi yang terluka...

Hukumanku mengabaikan Tuhan pun kurasakan saat berkat tidak diturunkan atas dirinya...

Aku marah...
Aku berseru pada Tuhan...
Tuhan apa ini... kebutuhan kami banyak sekali... semua ini tidak cukup Tuhan... 

Kemarahan itupun aku lampiaskan ke atasannya...
Aku begitu membelanya... 
Saat itu apapun yang terjadi dibalik semuanya... dimataku dia berhak...

Saat aku marah... 
dia si no 1...
dia yang harus aku bela...

Mungkin saat itu Tuhan berkata...
Kamu gila... kamu marah pada SAYA, padahal dimana SAYA selama ini di hatimu ???

Abaikan...

Hari demi hari berlalu... 
Aku lelah...
Mungkin dia juga lelah...
Lelah... lelah... mengisi setiap hari...


Dari luar kami terlihat saling mencintai...
Tapi...
Mungkin kalau kami bisa jujur...
Kami akan mempertanyakan apa itu cinta ?
Buatku... aku hanya ingin bahagia...
Mungkin...
Buat dia... dia hanya ingin bebas...


Buatku... aku merasa lelah...
Mungkin dia juga merasa lelah...

Buatku...
Yang tersisa yang masih kupertahankan...
Kesetiaan dan kejujuran...

Buat dia...
Entahlah... dimataku...
Kebohongan... kebohongan mulai terangakai...
Kesetiaan ??? 
Hanya dia dan Tuhan yang tahu...


Saat itu mungkin TUHAN masih bertanya... 
Hai anakKu... masih tidak adakah AKU dihatimu ?

Abaikan

Akhirnya tiba juga hari itu...
Aku sudah tidak tahan lagi terhadap kebohongan - kebohongannya...
Sementara dia menilai dirinya jujur...
Hanya dia dan Tuhan yang tahu...

Kami berpisah...
Mungkin dimatanya kami sudah tidak sepenting persahabatannya...

Hari itu aku menjerit...
TUHAN... Aku paling tidak suka dibohongi...

Hari-hari berlalu...

Yang aku dengar tentangnya bukan lagi hal-hal baik...
Yang kutemukan bukan lagi kesetiaan...

Sekali lagi aku menjerit...
TUHAN... itukah cinta ???

Aku memilih kembali ke Rumah Tuhan...
Aku menangis... menangis...
Tuhan... aku sudah tidak kuat...
Tidak... aku harus kuat...
Tuhan... aku lelah...
Tidak... aku harus bertahan...

Peperangan batin yang begitu melelahkan...
Aku tahu pasti tidak ada lagi cinta berperan disitu...
Dan aku kalah...
Bahkan anakku kalah...

Ada hari dimana aku bersumpah serapah... seolah sia-sia semua pengorbananku... sia-sia aku mencintainya selama 14 tahun...

Kakiku dirumahMu... tapi hatiku penuh kebencian... entah dimana...
TUHAN... semua perkataan pendeta-pendeta itu bahkan aku tolak... seolah olah hanya aku yang paling menderita di dunia... 
Pendeta... ngomong doank... emang dia tahu apa yang aku rasakan ?
Aku bertanya - tanya setiap waktu...
Kenapa... kenapa... dia menghianati aku ???

Sekali lagi aku berteriak kepada TUHAN...
TUHAN... aku lelah... mengapa semua ini terjadi dalam hidupku ???


AKU INGIN BERPISAH DENGANNYA
Aku tidak mau lagi dibohongi...
Aku tidak bisa lagi menerima pengianatan...
Aku ingin bahagia...

Entah mengapa keluargaku tiba-tiba memperhatikanku...

Harus ke gereja... jangan tinggalin Tuhan...
Pesan itu yang selalu disampaikan...

JANGAN BERCERAI... 
TUHAN MEMBENCI PERCERAIAN...
Kamu lupa janjimu di altar pernikahan ?

Bertahan dan tetap melangkah ke Rumah Tuhan... 3 bulan lamanya...
Aku berdoa... berdoa... 
TUHAN... LEMBUTKANLAH HATIKU...

Tapi seiring waktu kabar yang aku dengar semakin tidak enak...
Aku semakin meragukan kejujurannya...

KEJUJURANMU DIUJI DISAAT TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MELIHATMU...

KESETIAAN ??? ENTAHLAH... MUNGKIN DEFINISI KESETIAAN TERLALU LUAS... DAN BERBEDA UNTUK AKU DAN DIA...

3 bulan lamanya TUHAN melembutkan hatiku... membuatku kembali tersenyum... dan satu hal yang pasti TUHAN berbicara padaku lewat pendeta di gerejaku

AKU MEMBENCI PERCERAIAN...
SEGALA YANG SUDAH DIPERSATUKAN TUHAN TIDAK BOLEH DICERAIKAN OLEH MANUSIA

Dan di saat itu aku mengambil sebuah keputusan...
dia yang sudah mengembalikanku kepadaNya...

AKU TIDAK AKAN BERCERAI DENGANNYA

Aku akan berterima kasih kepadanya...

Tuhan menegurku lewat dirinya karena aku mengabaikanNya...

Mungkin suatu hari nanti dia akan sadar...
Mungkin suatu hari nanti dia akan berubah...

TUHAN JANGAN TEGUR AKU LAGI...
Sekarang 
TUHAN no 1 buatku...
Anakku no 2 buatku...
dia no 3 buatku...


Tapi sekarang sesuatu mungkin terjadi...

Satu hal yang aku percaya adalah
AKU HARUS MENYERAHKAN SELURUH HIDUPKU DAN ANAKKU DI DALAM TANGANMU...

BUKAN KEHENDAKKU LAGI YANG TERJADI MELAINKAN KEHENDAKMU...


Tanpa kami mungkin dia bebas... bahagia... merdeka... menemukan kebahagiaan lain...

Tapi tanpa dia... yang paling menderita adalah anak kami...
Aku sungguh berharap anak kami mempunyai teladan yang baik...

Aku yakin suatu hari nanti dari mulutnya tidak akan lagi ada kebohongan... dari hatinya akan ada kesetiaan...

Walaupun saat ini akupun bertanya...
Dimanakah cinta ?
Lupakah jalan yang pernah dilalui ?
Mungkin diapun bertanya hal yang sama...

Hidup mengajarkanku... yang saling mencintai bisa membenci...

Tapi Tuhan... aku kembali memohon kepadaMu... tunjukan jalan yang terbaik... 

Biarkan kami berjalan di jalanMu... bukan jalan kami...
Biarkan kami bersandar pada kekuatanMu... 
Bukan kekuatan kami...

Seperti Kau memulihkan hatiku...
Jaga juga hati anakku... Tuhan...
Pulihkan dia juga Tuhan...

TUHAN... terima kasih telah membuka mataku... aku tahu... dalam namaMu tidak akan ada yang tersembunyi...

Tuhan... biar rencanaMu dan rancanganMu yang terjadi dalam hidup kami... 













Continue Reading...